BANDAR BAKAU (Kawasan Wisata Pantai Kota Dumai)

Shazrima
0

BANDAR BAKAU

(Kawasan Wisata Pantai Kota Dumai)

Penulis: Dr.  H. M. Rizal Akbar, M.Phil, Dr. H. Ahmad Roza’i Akbar, MH, WindayaniM.Pd 

Editor: DawamiS.SosM.I.Kom

Perancang SampulNur Hafizah

Penata LetakNini Nursima dan Shazrima

Pracetak dan ProduksiTafiDu Pers

ISBN : 978-602-60390-4-0

Harga: Rp53.000,00

Link Shopeehttps://shopee.co.id/product/553894295/13475232965?smtt=0.19468666-1648710342.9 

Bandar Bakau menjadi bagian penting dalam pertarungan peradaban industri dalam bingkai antropologi kawasan yang masih samar-samar, jika tidak dapat dikatakan transisi. Dumai yang merupakan kawasan dimana semua harapan kemajuan ekonomi ditumpahkan dengan kapal yang berlalu lalang di perairannya. Mobil-mobil angkutan CPO, minyak alat berat dan bahan industri lainnya yang hilir mudik menyesakkan jalanan, yang selalu bergaduh dengan masyarakat akibat macet yang ditimbulkan.

Bukan itu saja, bibir laut yang seyogyanya eksotis memagari masyarakat yang bermukim di tepian pantai kota ini,  tertutup oleh tumpukan-tumpukan tangki timbun minyak dan CPO. Semuanya atas alasan mengejar pertumbuhan ekonomi. Benar saja, meskipun COVID-19 melanda, Dumai tidak pernah mencatat pertumbuhan ekonomi yang parah, selalu saja diatas pertumbuhan Nasional maupun Riau.

Sebagai kawasan strategis di Pesisir Pantai Timur Sumatera, Dumai semakin menjadi harapan besar untuk kemajuan ekonomi. Kota pelabuhan ini seakan mengekspresikan miniatur Indonesia dengan segala keragamannya. Dan disanalah kawasan wisata pantai itu berada.

Kawasan dimana persengketaan diantara keperluan ekonomi dan lestarinya alam menjadi tema yang digaduhkan. Dengan semangat yang pantang menyerah, Darwis Moh Saleh, sang tokoh yang membawa bendera NGO Pecinta Alam Bahari (PAB), ditahun 1999 mulai menampakkan aktivitasnya di sini, melalui jargon antropologis Putri Tujuh dan Marhum Datuk Kedondong dia membangun narasi bahwa ini adalah kawasan konservasi peradaban Melayu Dumai.

Dari sana dia membentangkan sayap dengan mendefinisikan kawasan itu sebagai Bandar Bakau yang kini ramai dikunjungi, bukan saja oleh masyarakat awam namun para petinggi negara juga ramai mengunjunginya. Buku ini hadir sebagai sebuah literasi yang menyertai eksistensi perjuangan itu. Dengan harapan dikemudian hari semua dapat menyaksikan bahwa segala sesuatu akan berawal dari perjuangan.

Semoga buku yang ada ini bermanfat serta dapat menjadi pelengkap referensi bagi Kota Dumai. Terima kasih kepada semua tim dan pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAITF Dumai yang telah melakukan penelitian dan pendampingan sejak tahun 2016 kepada PAB dan Bandar Bakau, serta telah menyelesaikan laporan hasil penelitian dan pendampingannya yang selanjutnya dijadikan naskah dalam penulisan buku ini.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)